100 GURU IKUTI CAMPING KEBERAGAMAN: Kaum Milenial Rentan Terpapar Paham Radikal
FKPT DIY, Yogyakarta – Sebanyak 100 guru berbagai jenjang (dari PAUD hingga SMA) di DIY mengikuti kegiatan bertajuk Camping Keberagaman dalam Pencegahan Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama dan Pembuatan Video Bahan Ajar bertema ‘Berkolaborasi untuk Damai Beragama di Sekolah di Asrama Haji Yogyakarta, Rabu (26/7).
Kegiatan ini diselenggarakan Bidang Agama, Sosial-Ekonomi dan Budaya Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY berkolaborasi dengan Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teror isme (BNPT) RI. Hadir sebagai narasumber dari BNPT Kanwil Kemenag DIY dan akademisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Turut mendukung kegiatan ini Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Forkompimda DIY. Kabid Perempuan dan Anak FKPT DIY, Fatma Amelia, S. Ag., M. Si. menuturkan, tindak pidana terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan karena bisa menyasar siapa saja termasuk perempuan, anak dan orangtua.
Untuk melindungi anak dari paparan paham radikal terorisme, peran guru di sekolah sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyampaikan materi tentang antiradikal dan antiterorisme kepada anak dengan cara menarik, melalui video bahan ajar.
”Setelah mengikuti kegiatan ini termasuk pembuatan video bahan ajar, guru bisa mentransfer pengetahuan dan informasi kepada murid-muridnya agar memiliki pengetahuan, sehingga bisa menangkal paparan paham radikal terorisme,” terang Fatma saat acara pembukaan. Turut hadir dalam acara, perwakilan Polda DIY, Korem 072 Pamungkas, Lanal Yogyakarta dan BIN DIY.
Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI Mayjen TNI Nisan Setiadi SE dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasubdit Bina Masyarakat BNPT Kol Pas Drs Soedjatmiko mengatakan, hal yang membedakan antara tindak pidana terorisme dengan kriminal biasa adalah aksi terorisme dilatarbelakangi motif ideologi.
Paham radikal terorisme ini berkembang mulai dari benih intoleransi menjadi radikalisme dan berkembang lagi menjadi aksi terorisme.