Aksi Perempuan Minahasa Cegah Radikalisme dan Bangun Keluarga Tangguh
Minahasa, 4 September 2024 – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara sukses menggelar kegiatan inspiratif bertajuk “Smart Bangsaku Bersatu Indonesiaku: Sehat Mental Keluarga Cerdas dan Tangguh” di Ruang Sidang Kantor Bupati Minahasa. Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari siswa/siswi, guru, serta tokoh perempuan lintas agama yang siap mendukung upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Dalam laporan pembuka, Max Togas SH, perwakilan FKPT Sulawesi Utara, menekankan peran penting perempuan dalam mencegah radikalisme. “Perempuan adalah ujung tombak keluarga dan bangsa. Dengan mendidik keluarga yang cerdas dan tangguh, kita bisa mencegah generasi muda terpapar paham radikal,” ujarnya. Menurut data yang dipaparkan, keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme masih menjadi tantangan besar, sehingga perlu adanya pendekatan khusus yang melibatkan perempuan dalam upaya pencegahan.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pejabat penting, di antaranya Bupati Minahasa yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Riviva Maringka M.Si., serta perwakilan BNPT RI, Teuku Fauzansyah S.S M.Si. Dalam sambutannya, Riviva Maringka menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam menangkal radikalisme. “Pencegahan terorisme bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama, terutama generasi muda dan perempuan yang memiliki peran strategis,” ujarnya.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yang mengupas berbagai aspek penting terkait pencegahan radikalisme. Teuku Fauzansyah, Subkoor Penelitian dan Evaluasi BNPT, memberikan pemahaman mengenai bahaya radikalisme dan terorisme, terutama di kalangan perempuan dan anak. Ia juga menjelaskan bagaimana internet menjadi sarana penyebaran paham radikal, terutama bagi generasi Z yang lebih rentan terpapar karena akses yang luas terhadap informasi di dunia maya.
Tak hanya teori, peserta juga diajak untuk lebih aktif dan cerdas dalam mengelola informasi. Dra. Haryana Susie AD M.A., narasumber nasional, membawakan sesi inspiratif bertajuk “Siapa Kita? Generasi SMART!” yang menggugah semangat para peserta. “Generasi smart itu bukan hanya pintar secara akademis, tapi juga punya mental yang sehat, peduli terhadap sesama, dan mampu mencintai bangsanya,” katanya dengan penuh semangat.
Sesi tanya jawab pun menjadi momen yang dinanti, di mana para peserta, baik guru maupun siswa, mengajukan pertanyaan seputar moderasi beragama, serta upaya pencegahan radikalisme di lingkungan sekolah. Salah satu peserta, Jeni Karwur, Guru SMPN 3 Tondano, bertanya tentang bagaimana moderasi agama bisa menjadi indikator dalam mencegah radikalisme. Para narasumber menekankan bahwa fanatisme berlebihan bisa menjadi pintu masuk bagi radikalisme, sehingga perlu adanya pemahaman yang seimbang dan moderat terhadap agama.
Acara ini ditutup dengan pembacaan surat dari peserta, baik ibu maupun anak, yang menyuarakan harapan dan komitmen mereka untuk terus mendukung upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Pesan-pesan tersebut menjadi simbol bahwa keluarga, terutama peran ibu, adalah benteng pertama dalam menjaga keutuhan bangsa.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi seluruh peserta untuk terus aktif dalam upaya pencegahan radikalisme, serta menginspirasi lingkungan sosial mereka untuk membangun keluarga yang cerdas, tangguh, dan cinta tanah air.