BNPT Ajak Pemuda NTT Jaga Perdamaian
KUPANG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT menggelar Karakter ID (Kampus rakyat terpilih Indonesia).
Kegiatan ini mengusung tema “pelibatan pemuda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT” digelar di Cafe Petir Kota Kupang, Rabu (15/3/2023).
Ahadi Wijayanto, Subkoordinator TU Deputi I BNPT saat membuka kegiatan ini mengingatkan bahwa semua agama mengajarkan cinta kasih dan kedamaian sehingga masalah terorisme menjadi masalah/urusan bersama.
“Terorisme merusak tatanan kehidupan dan merupakan kejahatan perdamaian umat manusia,” tandasnya.
Diingatkan bahwa paham radikal terus digencarkan melalui media sosial oleh pelaku terorisme.
Untuk itu generasi muda harus berhati-hati dan dewasa melihat konten dan informasi di media sosial.
“Pemuda dan pelajar sering dijadikan regenerasi radikalisme,” ingatnya.
Teroris juga mengincar kelemahan dan menjadikan media sosial sebagai sarana nya.
BNPT, tandasnya mengajak pemuda di NTT untuk membuat poadcast tentang kearifan lokal dengan durasi 3-5 menit, yang merupakan karya orisinil dan diseleksi oleh juri.
“Karya kalian akan diapresiasi melalui lomba dengan hadiah Rp 80 juta bagi pemenang,” tambahnya.
Ia berharap agar pemuda menjaga kedamaian negara karena dengan kebersamaan maka kedamaian Indonesia akan dirasakan
Ketua FKPT NTT, Ir Yohanes Octavianus, MM menyebutkan bahwa FKPT diberi tugas oleh BNPT untuk melakukan tugas pencegahan melalui kegiatan yang membentuk karakter.
Sasarannya untuk melatih kepemimpinan untuk calon kader BNPT melalui teknik poadcast karena efektif menyampaikan informasi.
“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi generasi muda kita,” ujar Kepala Kesbangpol NTT ini.
Kasubdin Kesiswaan Dikmen Dinas Pendidikan NTT, Yosefina Nai pada kesempatan tersebut mengakui kalau karakter berkaitan dengan pencegahan terhadap radikalisme.
“Karakter jadi penopang. Perlu peran aktif dari orang yang peduli bahwa visi pendidikan nasional berorientasi pada pendidikan pancasila,” tegasnya.
Generasi muda, lanjutnya harus memiliki akhlak yang bagus maka harus mencermati informasi yang ada secara kritis.
“Harus ada pengetahuan yg cukup untuk mencegah dimulai dari diri sendiri dan komunitas sendiri,” ujarnya sambil menambahkan bahwa program lembaga pendidikan akan membangun kerjasama dan sinergi dengan semua pihak mencegah paham radikalisme.
Kepala dinas pendidikan NTT, Linus Lusi juga turut memberikan materi mengenai karakter bagi puluhan peserta. Kegiatan diisi dengan pelatihan praktis tentang podcast oleh Rizki Adi Nugroho.