BNPT Gandeng Guru Cegah Penyebaran Paham Radikalisme di Kalangan Milenial Jogja
FKPT DIY-YOGYAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng guru untuk mencegah paham radikalisme di kalangan milenial. Masyarakat diimbau untuk ikut mengawasi penyebaran radikalisme di lingkungannya. Kasubdit Bina Masyarakat BNPT, Kol Pas Soedjatmiko mengatakan, aksi terorisme dilatarbelakangi ideologi paham radikalisme. Paham radikalisme berkembang akan memunculkan intoleransi yang berujung paham terorisme.
Hasil penelitian BNPT, generasi milenial yang aktif bermedia sosial paling rentan terpapar radikalisme. Kemajuan teknologi informasi membuat trend berubah dari offline menjadi online. “Kelompok milenial ini paling banyak mengonsumsi media online sehingga menjadi generasi yang paling rentan terpapar radikalisme,” katanya di Yogyakarta, Jumat (28/7/2023).
Untuk mencegah radikalisme ini, BPNT menggandeng guru untuk ikut mengurangi angka terorisme dan radikalisme di Indonesia. Sosok guru memiliki peran penting di dalam pendidikan karakter bangsa ini. “Guru memiliki kemampuan mendidik generasi milenial dalam membentuk karakter dan jati diri,” katanya.
Menurutnya, tindak pidana teroris adalah kejahatan kemanusiaan yang bisa menyasar kepada mereka yang berbeda pemahaman. Kaum perempuan dan anak-anak yang seharusnya dilindungi juga bisa ikut terkena dampaknya. Padahal siapapun yang bersinggungan dengan terorisme namanya bisa terseret, hingga proses hukum meskipun tidak terlibat langsung. Ancaman hukuman bagi yang terlibat juga berat dengan pidana empat tahun. “Saat ini ada 680 narapidana terorisme di penjara. Mereka tidak semuanya terlibat langsung dan ada yang sekadar mengetahui aktivitas terorisme tetapi tidak melapor ke polisi,” katanya. Untuk itulah masyarakat diimbau lebih bijaksana dalam bermedia sosial. Jangan sampai hanya karena memencet tombol like bisa terjerat hukum.