Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel

FKPT DIY – Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI memastikan melindungi perempuan, anak dan remaja dari ancaman terorisme. Penegasan itu disampaikan Kepala BNPT RI Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI di Hotel Bidakara Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024). Selain di Hotel Bidakara, sebagian peserta lain mengikuti secara zoom meting di Hotel Royal Kuningan.

Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel menyebutkan, berdasarkan temuan BNPT yang dituangkan dalam IKHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook 2023, terdapat tiga kelompok rentan proses radikalisasi. Yaitu perempuan, remaja dan anak.”Ketiga kelompok rentan tersebut adalah generasi penerus bangsa,” ucap Rycko.

Temuan tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian Setara Institute pada 2023, yakni terjadi peningkatan kategori intoleran aktif dan terpapar di kalangan siswa SMA. Bila tidak dilindungi dari proses radikalisasi, kelompok rentan yang merupakan bagian dari penerus bangsa ini dikhawatirkan terpapar paham radikal. Hal itu dinilai menghambat tujuan Indonesia Emas 2045. Karena itu, penting untuk dilindungi dari radikalisasi.

Pada rakernas dengan tema yang diusung ‘Lindungi Perempuan, Anak dan Remaja dari Ideologi Radikal Terorisme untuk mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan’ ini, menghadirkan pula sebagai pembicara kunci Plt Menko Polhukam Muhammad Tito Karnavian dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas.

Menurut Kepala BNPT, perempuan berperan penting dalam pembinaan keluarga. Sementara itu, anak dan remaja merupakan generasi penerus penggerak pembangunan bangsa dan negara, termasuk pembangunan ekonomi.
“Oleh karena itu, tidak dapat dibayangkan jika ketiga kelompok rentan tersebut dalam jumlah besar terpapar paham radikal terorisme, bahkan sampai melakukan tindakan pidana terorisme,” ungkapnya.

Rycko menyatakan, sudah banyak terjadi kasus-kasus yang melibatkan perempuan dan anak dalam aksi-aksi terorisme di Tanah Air. Salah satunya kasus bom bunuh diri perempuan bawa anak di gereja-gereja wilayah Surabaya, Jawa Timur pada 2018. Menurutnya, kasus itu memberikan dampak buruk bagi keamanan dan ketertiban masyarakat yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi yang inklusif dan bekelanjutan.

“Oleh karena itu, program perlindungan perempuan, remaja dan anak menempati urutan pertama dalam 7 Program Prioritas BNPT tahun 2024 dan menjadi tema Rakernas BNPT pada tahun ini,” jelasnya.

Selain itu, BNPT juga memilki program prioritas lainnya, seperti program Pembentukan Desa Siap Saga Pembentukan Sekolah Damai, Kampus Kebangsaan, Program Asesmen Pegawai dengan Tugas Risiko Tinggi; Program Penanganan Warga Negara Indonesia yang terafiliasi foreign terrorist fighter (FTF), Program Reintegrasi dan Reedukasi Mitra Deradikalisasi serta Keluarga di Luar Lapas.

Program-progam tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan yang wajib dilakukan pemerintah sesuai amanat UU No 5 Tahun 2018. Ketujuh program prioritas tersebut bertujuan mendukung terciptanya ketahanan masyarakat terhadap ancaman terorisme.

Rycko mengatakan ketujuh program itu juga akan menjadi bagian implementasi Perpres No 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).

Rakernas BNPT 2024 ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan di BNPT, termasuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Duta Damai, Kelompok Ahli dan Densus 88 Antiteror (Obi)