BNPT Umumkan Peraih Anugerah Indonesia Damai 2021
Diumumkan para pemenang dari rangkaian lomba video kreatif, lomba guru pelopor moderasi beragama di sekolah, lomba microblog dan infografis serta launching buku bunga rampai yangdikuti peserta 32 Provinsi se-Indonesia.
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kembali Anugerah Indonesia Damai 2021 di Jakarta, Selasa (30/10/2021).
Kegiatan Anugerah Indonesia Damai merupakan penutup program BNPT melalui Sub Direktorat Pemberdayaah Masyarakat Direktorat Pencegahan Kedeputian Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi i tahun 2021 yang terkait realisasi program kerja 32 Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di seluruh Indonesia.
Dalam Anugerah Indonesia Damai 2021 tersebut, diumumkan para pemenang dari rangkaian lomba video kreatif, lomba guru pelopor moderasi beragama di sekolah, lomba microblog dan infografis serta launching buku bunga rampai yangdikuti peserta 32 Provinsi se-Indonesia. Pengumuman pemenang diumumkan secara daring.
https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-7542744544696304&output=html&h=195&slotname=2100455435&adk=513211022&adf=4266349633&pi=t.ma~as.2100455435&w=780&fwrn=4&lmt=1665047273&rafmt=11&format=780×195&url=https%3A%2F%2Fjernih.co%2Fcrispy%2Fbnpt-umumkan-peraih-anugerah-indonesia-damai-2021%2F&wgl=1&uach=WyJXaW5kb3dzIiwiOC4wLjAiLCJ4ODYiLCIiLCIxMDYuMC4xMzcwLjM0IixbXSxmYWxzZSxudWxsLCI2NCIsW1siQ2hyb21pdW0iLCIxMDYuMC41MjQ5LjkxIl0sWyJNaWNyb3NvZnQgRWRnZSIsIjEwNi4wLjEzNzAuMzQiXSxbIk5vdDtBPUJyYW5kIiwiOTkuMC4wLjAiXV0sZmFsc2Vd&dt=1665047273022&bpp=1&bdt=452&idt=184&shv=r20221003&mjsv=m202209290101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&prev_fmts=0x0%2C728x90&nras=1&correlator=1992454073288&frm=20&pv=1&ga_vid=1633958428.1665047273&ga_sid=1665047273&ga_hid=1699896236&ga_fc=1&rplot=4&u_tz=420&u_his=2&u_h=864&u_w=1536&u_ah=824&u_aw=1536&u_cd=24&u_sd=1.25&dmc=8&adx=174&ady=1404&biw=1518&bih=754&scr_x=0&scr_y=0&eid=44759875%2C44759926%2C44759837%2C42531706%2C44773746%2C31062930&oid=2&pvsid=3596566038573467&tmod=1719945850&wsm=1&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.bing.com%2F&eae=0&fc=1920&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1536%2C0%2C1536%2C824%2C1535%2C754&vis=1&rsz=%7C%7CoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=128&bc=31&ifi=3&uci=a!3&btvi=1&fsb=1&xpc=BbyEVcndbr&p=https%3A//jernih.co&dtd=188
Direktur Pencegahan, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwahid, mengapresiasi semangat dan antusiasme seluruh peserta yang telah mengikuti lomba dengan terkumpul total ribuan karya.
Ia mengatakan, kontribusi peserta menjadi masukan untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Dimana membanjiri media sosial dengan konten-konten kebangsaan dan nasionalisme merupakan salah satu cara melakukan kontra narasi dan kearifan lokal menjadi hal yang utama.
“Akar masalah terorisme dan radikalisme di setiap daerah tidak sama karena yang mengetahui persis adalah masyarakat provinsi tersebut,” ujarnya.
Salah satu akar masalah besar terorisme adalah ideologi yang menyimpang. Bahkan motif radikal terorisme yang bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti politisasi agama, ekonomi, kebencian, dendam, ketidakpuasan, dan pemahaman agama yang tidak kaffah (utuh).
Karena itu, lanjut Nurwahid, penguatan civil society khususnya di lingkungan akademik, perempuan, generasi muda dan pengguna media sosial adalah penting untuk selalu dilakukan. Pasalnya, radikalisme terorisme adalah musuh bersama yang merupakan ancaman atas keberlangsungan hidup berbangsa bernegara.
“Formulasi Pancasila yang digodok oleh founding father bangsa ini adalah substansi yang digali dari nilai nilai agama dan budaya. Mengamalkan Pancasila dengan benar adalah mengamalkan nilai Agama, dan itu perlu terus disemai di dunia akademik,” katanya.
Nurwakhid memaparkan, akar masalah radikalisme adalah ideologi yang mengalami distorsi dan penyimpangan. Karena itu, tidak ada kaitannya semua aksi terorisme dengan agama apapun, karena tidak ada satu pun agama yang membenarkan aksi terorisme
Menurutnya, visi dan misi maupun agenda kelompok radikal jelas bertentangan dengan nilai agama yang rahmatan lil alamin, toleransi, akhlakuk karimah, budi pekerti luhur, menghormati pemimpin dan pemerintah yang sah. Kemudian mereka mengadu domba antar umat beragama, yang kemudian menimbulkan fobia.
“Mereka juga melanggar perjanjian yang sudah mejadi kesepakatan bersama para pendiri bangsa dan bertentangan dengan Pancasila, UUD 45, Bhinneka tunggal ika, dan NKRI harga mati,” kata Nuwakhid.
Sementara Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Moch. Chairil Anwar, mengatakan meski di saat situasi pandemi Covid-19, namun tidak mengurangi animo para peserta lomba tahun ini yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Tahun 2021 terkumpul untuk lomba guru pelopor moderasi beragama sebanyak 3.509 karya, lomba microblog dan infografis 3.654 karya, lomba video kreatif 1.073 karya, dan untuk pengumpulan karya tulis bunga rampai terkumpul 198 karya.
Pada tahun 2021, FKPT Jawa Timur mendapatkan anugerah dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena banyaknya peserta yang mengikuti lomba guru pelopor moderasi beragama sebanyak 3.070 karya.
“Ini menunjukkan bahwa baik guru maupun murid sangat bersemangat dalam menghasilkan karya yang positif, kegiatan lomba ini sangat baik dalam merangkul seluruh lapisan masyarakat dalam mengemas pesan damai. Lomba ini wajib dipertahankan dengan harapan agar kulitasnya semakin meningkat,” ujarnya.
Penjurian telah dilaksanakan pada tanggal 15-18 November 2021 di Jakarta, dengan dewan juri yang berasal dari kalangan akademisi, praktisi media atau artis. Mereka antara lain Swastika Nohara (script writer), Ratrikala Bhre Aditya (sutradara), Sholehuddin (dosen), Mahnan Marbawi (ketua AGPAI), Yosep Adi Prasetyo (praktisi media), Annisa Putri Ayudya (aktor), Devie Rachmawati (Akademisi UI), Mila Viendyasari (aktivis), dan masih banyak lainnya.
Adapun para perah juara pada lomba tersebut, di antaranya: