Catat! Persoalan Radikalisme Harus Menjadi Perhatian Sejak Dini
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid kembali mengingatkan masyarakat tentang ancaman radikalisme dan terorisme.
Ia menegaskan, persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini, karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme.
“Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” ujar, Sabtu (28/5/2022) ketika membuka kegiatan Perempuan Teladan Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian dalam
Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang diadakan BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Acara yang diikuti seratusan peserta ini berlangsung di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ahmad Nurwakhid menyebutkan, aksi radikalisme dan terorisme adalah musuh agama dan negara. Karena tindakan radikal terorisme bertentangan dengan prinsip dan nilai agama yang universal dan luhur.
“Mereka yang terlibat radikalisme dan terorisme telah memecah belah umat beragama,” ujarnya.
Mereka dianggap musuh negara, karena tindakan dan perbuatan maupun ideologi radikal teroris bertentangan dengan janji konstitusi yang sudah menjadi kesepakatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam acara yang dihadiri Ketua FKPT DIY Drs Bambang W Handoyo dan anggota FKPT DIY ini, juga mendatangkan narasumber dari BINDA DIY yang menyampaikan potensi radikalisme di daerah dan tema tentang bersemaianya kekerasan di media sosial dengan pemateri Dr Devi Rahmawati M Hum, Peneliti Pengajar Vokasi Universitas Indonesia (UI).
Tema yang diangkat di forum tersebut mengundang daya tarik dan antuasime peserta. Terbukti, saat dibuka dialog atau tanya jawab, peserta banyak yang mengacungkan diri untuk bertanya. Suasana dialog dalam kegiatan yang dimoderatori Kabid Perempuan dan Anak FKPT DIY Fatna Anilia ini, sangat hidup dan meriah.
Para peserta banyak yang memberikan tanggapan dan bertanya lebih lanjut tentang materi yang dikemukakan para narasumber, terutama mengenai pengungkapan secara tuntas radikalisme dan terorisme.
Di forum itu, peserta juga sepakat agar radikalisme dan terorisme jangan diberi tempat di Indonesia. (rls)