Cegah Paham Radikalisme Di Kalangan Muda, BNPT Bersama FKPT Gorontalo Gelar Gembira Beragama
Gorontalo – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Gorontalo menggelar workshop Gembira Beragama, Gerakan Muda Bangsa Bernegara dan Beragama bertempat di Aula Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, Senin (20/05/2024)
Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, M.A., Ph.D guru besar UIN Jakarta mengakui bahwa, Provinsi Gorontalo merupakan wilayah yang luar biasa dari sisi keamanannya, sehingga dirinya berharap, situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban di Gorontalo ini terus menerus terjaga.
Dirinya juga menjelaskan kegiatan ini bertujuan melibatkan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Gorontalo.
Dr. Solihuddin Nasution (Kasubdit perlindungan WNI dan kepentingan Nasional di luar negeri) menuturkan bahwa, terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan yang dapat menyasar siapa saja yang berbeda pemahaman dengan golongan radikalisme.
“Tindak pidana terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan karena bisa menyasar siapa saja yang berbeda pemahaman dengan mereka, bahkan perempuan, anak-anak hingga orang tua yang harusnya dilindungi turut menjadi korban dengan adanya aksi terorisme,” tutur Solihuddin.
Lebih lanjut, dipaparkannya bahwa, generasi milenial hingga kaum perempuan dinilainya sebagai golongan yang rentan terpapar paham radikalisme dan terorisme, sehingga dengan itu harus dilakukan upaya pencegahan.
“Generasi milenial dan perempuan yang aktif dalam sosial media rentan terpapar paham radikalisme dan terorisme, sehingga kita harus mencegah hal itu,” paparnya.
Disambungnya, terdapat faktor-faktor yang paling efektif untuk mencegah upaya radikalisme dan terorisme yang telah berkembang ditengah-tengah masyarakat.
BNPT hanya mengkoordinasikan dan menyampaikan bahwa undang-undang ini untuk mengamankan. kita wajib berpartisipasi dan melaksanakan pencegahan teroris di Indonesia yang datang.
“Kita menyiapkan masyarakat agar menjadi imunitas, apalagi saat ini radikalisme bisa lewat apa saja kalau sekarang kan trennya kelompok teroris ini menggunakan media sosial lewat YouTube, Whatsapp, narasi, email sehingga metode penyebaran agama mereka mudah di akses oleh masyarakat”, tutupnya.