FKPT Maluku Gelar ToT Guru Pelopor Moderasi
FKPT MALUKU – SEBANYAK Seratus orang guru agama dari berbagai jenjang pendidikan di Kota Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat mengikuti Training of Trainer (ToT) menjadi Guru Pelopor Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, di Aula Lantai III Gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Kamis, (11/08).
Ketua FKPT Maluku Dr. H. Abdul Rauf., M.Ag., dalam sambutannya mengatakan, masalah pencegahan dan terorisme, bukan hanya menjadi tanggungjawab BNPT atau aparatur pemerintah lainnya, tetapi menjadi tanggungjawab semua pihak.
Oleh karena itu, kegiatan ini, salah satu upaya dalam menghimpun kekuatan, dalam mencegah dan melindungi bangsa dan rakyat Indonesia dari berbagai gangguan radikalisme dan terorisme.
“FKPT Maluku diberi kewenangan untuk mesosialisasikan program-program yang ada di BNPT salah satunya adalah kegiatan di hari ini,” kata Ketua FKPT Maluku yang juga salah satu Dosen Fakultas Ekonimi dan Syariah IAIN Ambon itu.
Pada kesempatan lain, Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr. Ismail Tuanany, MM., mengharapkan kegiatan ini bisa berkontribusi bagi pembangunan di Maluku yang semakin aman.
“Kita bersyukur bahwa kehidupan keagamaan di Maluku semakin menunjukan perkembangan yang positif,” ujar Tuanany.
Menurut Wakil Rektor I IAIN Ambon itu, hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya hasil survey BNPT tahun 2020 yang menunjukan indeks potensi radikalisme yang rendah atau 10,05%, sedangkan indeks kebhinekaan mencapai 85%.
Hal lain adalah kelompok inklusif jumlahnya sangat tinggi atau 90,7%. Begitupun survey balitbang kementerian keagamaan RI yang menganggap Kota Tual dan Kota Ambon yang paling damai di Indonesia.
Ini menjadi energy positif untuk tetap dapat menjaga kehidupan keagamaan yang lebih baik kedepan.
Ia menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada hari ini, merupakan ikhtiar bersama, bagaimana menjadikan lembaga pendidikan, untuk terus menginternalisasi nilai agama dan social budaya yang moderat dalam sistim pendidikan kita terutama di sekolah sehingga menjadi lembaga yang efektif untuk menangkal ide-ide yang radikal yang memicu teror.
Dia berharap, semoga rangkaian kegiatan semacam ini, memperkuat peran para guru sebagai agen moderasi bagi peserta didik di sekolah, sehingga menjadi individu yang terbuka dan menghormati perbedaan sebagai bagian dari kehendak Ilahi.
Untuk itu, Warek I IAIN Ambon menyampaikan terima kasih bagi BNPT dan FKPT Maluku yang telah memilih IAIN Ambon sebagai salah satu mitra untuk pelaksanaan kegiatan yang strategis ini.
Gubernur Maluku dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Maluku H. Muhammad Syukur Assel, SE.,M.Si., menyampaikan apresiasi Gubernur Maluku atas nama Pemerintah Daerah atas pelaksanaan kegiatan ini, dalam rangka memberikan edukasi bagi guru, secara khusus generasi muda.
Menurur Gubernur Maluku, terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa karena berdampak fatal dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, serta menimbulkan trauma dan ketakutan oleh segenap lapisan masyarakat.
Untuk itu, pemerintah berharap agar lembaga pendidikan memiliki strategi, dalam melawan paham-paham pencegahan kelompok terorisme melalui kurikulum dan ektrakulikuler, dan perlu adanya pemahaman persepsi, bahwa upaya pencegahan terorisme bukan hanya merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah saja tetapi tanggungjawab bersama terlebih bagi para pendidik atau guru.
Gubernur Maluku juga berharap, FKPT Maluku sebagai mitra strategis BNPT dalam upaya penanggulangan terorisme. BNPT dalam melaksanakan tugas kordinasi pencegahan terorisme, senantiasa menyesuaikan dengan nilai kearifan lokal guna mewujudkan masyarakat Maluku yang aman dan damai.
“Para guru dan anak-anak didik kreatif mampu menghasilkan video pendek sosio drama yang berisi modernisasi beragama, sehingga mewujudkan masyarakat Maluku yang sadar dan paham terhadap ancaman bahaya terorisme, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara,” tutur Gubernur Maluku.*** CNI-02