KESBANGPOL DIY GENCAR SOSIALISASI CEGAH PAHAM RADIKALISME
Orang Tua Harus Peduli Kehidupan Sosial Anaknya
FKPT DIY, Bantul – Keluarga menjadi langkah utama mencegah anak-anak dari penyebaran paham ekstremisme dan radikalisme. Keteladanan orang tua juga memberikan pengaruh besar agar putra putrinya tetap seperti yang diharapkan.
“Orang tua harus lebih peduli dengan kehidupan sosial anak-anaknya. Kembalikan kehangatan di rumah untuk kenyamanan anggota keluarga,” ujar Psikolog Wahyu Bintari S. Psi., M.Psi. di depan warga Donotirto, Kapanewon, Kretek, Bantul, Kamis (13/4) pada sosialisasi pencegahan dan penangulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.
Kegiatan yang diprakarsai Kantor Badan Kesbangpol dan Pemda DIY ini dibuka Sub Koordinator Bidang Kewaspadaan Kesbangpol DIY, Monica Irene Dona Tirin S.I.P., M.P.A. Sedangkan, narasumber lain yang dihadirkan yakni Anggota Komisi A DPRD DIY KPH Purbodiningrat SE MBA, Pasi Intel Korem 072/Pamungkas Mayor Parja dan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) AKBP (Purn) I Nengah Lotama SAg. Sementara Kabid Media, Humas dan Hukum Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY, M Sobirin di kegiatan ini menjadi moderator.
Menurut Wahyu Bintari, paham ekstremisme dan radikalisme semakin gencar mengintai generasi muda atau remaja. Mereka menyasar semua elemen, termasuk di kampus dan sekolah. Oleh karena itu, harus dilawan secara struktur dan melibatkan semua pihak.
Anggota Komisi A DPRD DIY KPH Purbodiningrat kembali menegaskan soal perlunya penanaman nilai-nilai Pancasila untuk membentengi penyebaran paham ekstremisme dan radikalisme yang bisa mengarah pada terorisme. Pihaknya mengingatkan,sikap intoleransi menjadi bibit yang mengarah pada paham ekstrimisme, radikalisme, bahkan bisa ke arah terorisme.
“Pancasila harus menjadi standar moral publik dalam kehidupan sehari-hari dan itu tak bisa ditawar-tawar lagi,” katanya.
Mayor Parja dalam forum tersebut secara rinci menjelaskan tentang perkembangan kelompok terorisme di Indonesia dan jaringan terorisme. Selain itu, juga menerangkan rute WNI yang masuk Suriah. Hal yang perlu diperhatikan, kata Parja, pola perekrutan mereka yang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan, dengan masifnya internet dan media sosial, mereka semakin intens.
Sedangkan, I Nengah Lotama menyebutkan, rencana aksi penanggulangan ekstremisme (RAN PE) bertujuan untuk meningkatkan perlindungan ha katas rasa aman setiap warga. Dengan demikian terpelihara stabilitas keamanan nasional.
Ia juga mengingatkan warga masyarakat agar tidak mudah terpancing berita-berita yang beredar di medsos yang pada akhirnya merupakan hoaks atau berita yang tidak benar. Sebab, jika hoaks menjadi rujukan bisa menimbulkan atau memancing hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada kesempatan itu, mantan Kasi Intel Polda DIY ini, juga memberikan sejumlah contoh ekstremise di lingkungan masyarakat, seperti melakukan penolakan terhadap kesetaraan hak asasi manusia. Kemudian ekstremisme yang disebarkan melalui buku-buku pelajaran dan lain-lain.