Medsos jadi Sarana Penyebaran Radikalisme dan Terorisme, Simak Pencegahannya
Media sosial (medsos) kerap dijadikan oknum tak bertanggung jawab untuk menyebarkan radikalisme dan terorisme.
Salah satu peran Resimen Mahasiswa (Menwa), mencegahnya dengan lebih bijak dalam bermedsos dan mengedukasi masyarakat, khususnya anak muda.
Hal ini disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel, Aliansyah Mahadi. Alasannya menggandeng Menwa, karena memegang peran strategis dalam upaya bela negara.
“Karena Menwa pada satu sisi sebagai masyarakat yang hidup di dalam lingkungan akademis. Selain itu, pernah dan memiliki jadwal rutin latihan kemiliteran,” ujarnya kepada awak media, Sabtu (23/7/2022).
Kata dia, paham radikalisme yang mulai merambah ke kampus di Indonesia bisa dicegah perluasannya melalui Menwa.
“Menwa mempunyai peran untuk menangkal propaganda terorisme yang masuk lewat kemajuan teknologi internet, terutama melalui medsos sangat berbahaya,” tuturnya.
Ia berharap, ke depan akan banyak sinergisitas dan strategi penanggulangan terorisme terkait masalah ini. Guna mencegah radikalisme, ekstremisme dan terorisme di masyarakat.
Sementara itu, perwakilan Menwa, Gumaran membenarkan, perlunya bijak bermedsos sebagai kontrol untuk mencegah peredaran konten negatif radikalisme dan ekstremisme yang merusak citra agama Islam di mata dunia.
“Kami meminta, masyarakat memiliki kepekaan mencegah dan mendeteksi dini terhadap tumbuhnya paham radikal, khususnya di ranah medsos,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Perempuan dan Anak FKPT Kalsel, Nida Mufidah menerangkan, paham penyebaran ideologi radikalisme hingga perekrutan anggota kelompok teroris dilakukan lewat medsos.
“Sejumlah medsos harus ikut bertanggung jawab, termasuk penyedia platform seperti Facebook, YouTube, WhatsApp, dan TikTok,” imbuhnya.
Terpisah, Kabid Pemuda FKPT Kalsel, Muhammad Hafizh Ridha membeberkan, peran penting generasi muda hari ini sangat penting dalam hal pencegahan. Makanya, memahami ilmu pengetahuan harus menyeluruh.
“Gelorakan persatuan dan kesatuan, berpartisipasi aktif menyuarakan isu perdamaian dan kebersamaan, serta tidak kalah pentingnya menjadi garda terdepan dalam memfilter paham radikalisme yang berkembang. Baik secara langsung maupun menjadi pihak yang melaporkan, seumpama ditemukan hal yang mencurigakan,” tambahnya.