Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Sangat Penting
Pelibatan pemuda dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme dinilai sangat penting. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko saat membuka kegiatan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah yang dilaksanakan di Student Center Lantai 3 Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya, Kamis (1/9/2022).
Dalam sambutannya Yuas Elko menyampaikan bahwa terselenggaranya proses pembangunan nasional berkelanjutan dalam rangka tercapainya tujuan nasional ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam mencegah, menangkal, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang meresahkan masyarakat termasuk isu dan gangguan keamanan yang terkait dengan radikalisme dan terorisme.
Dirinya juga mengatakan bahwa upaya penanganan terorisme yang selama ini dilakukan oleh aparat keamanan dengan memburu, menangkap dan mengeksekusi para pelaku teroris, ternyata bukan menyurutkan gerakan terorisme, kenyataan yang terjadi kelompok-kelompok radikal terorisme justru mampu mengembangkan pola-pola tindakan dan penyebarannya yang lebih kuat dimulai dengan mempersiapkan kelompok-kelompok pemuda untuk terlibat dalam gerakan terorisme.
“Fakta lapangan yang merujuk pada pemikiran tersebut merefleksikan bahwa upaya penangggulangan teroris ini belum cukup hanya mengandalkan kekuatan aparat keamanan, tetapi diperlukan peran aktif masyarakat khususnya para kepala dinas terkait, kepala sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal dalam upaya pencegahan dan deteksi dini,” ungkapnya.
Selain itu, keragamaman masyarakat Indonesia pada satu sisi dapat membawa keuntungan kalau dapat dikelola dengan bijak dan berkeadilan, namun di sisi yang lain dapat menimbulkan potensi konflik jika tidak terkelola secara baik. Tindakan konflik ini berawal dengan tindakan-tindakan ekstrem, tindakan kekerasan dan radikal serta berpeluang untuk masuk dalam lingkaran radikalisme termasuk terorisme.
“Salah satu upaya pencegahan teroris yang perlu dilakukan adalah dengan penyebarluasan informasi mengenai terorisme kepada tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh pemuda, tokoh agama, budayawan dan para pelajar di berbagai lembaga pendidikan,” tuturnya.
Menurutnya, pemahaman tentang ideologi yang salah termasuk ajaran-ajaran radikalisme terorisme akan sangat membahayakan moral dan pola pikir masyarakat terutama para pelajar dan generasi muda.
Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Sangat Penting
Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Sangat Penting
ANTHONIO Thursday, September 01, 2022 Kalteng , Regional News
PALANGKA RAYA – Pelibatan pemuda dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme dinilai sangat penting. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko saat membuka kegiatan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah yang dilaksanakan di Student Center Lantai 3 Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya, Kamis (1/9/2022).
Dalam sambutannya Yuas Elko menyampaikan bahwa terselenggaranya proses pembangunan nasional berkelanjutan dalam rangka tercapainya tujuan nasional ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam mencegah, menangkal, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang meresahkan masyarakat termasuk isu dan gangguan keamanan yang terkait dengan radikalisme dan terorisme.
Dirinya juga mengatakan bahwa upaya penanganan terorisme yang selama ini dilakukan oleh aparat keamanan dengan memburu, menangkap dan mengeksekusi para pelaku teroris, ternyata bukan menyurutkan gerakan terorisme, kenyataan yang terjadi kelompok-kelompok radikal terorisme justru mampu mengembangkan pola-pola tindakan dan penyebarannya yang lebih kuat dimulai dengan mempersiapkan kelompok-kelompok pemuda untuk terlibat dalam gerakan terorisme.
“Fakta lapangan yang merujuk pada pemikiran tersebut merefleksikan bahwa upaya penangggulangan teroris ini belum cukup hanya mengandalkan kekuatan aparat keamanan, tetapi diperlukan peran aktif masyarakat khususnya para kepala dinas terkait, kepala sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal dalam upaya pencegahan dan deteksi dini,” ungkapnya.
Selain itu, keragamaman masyarakat Indonesia pada satu sisi dapat membawa keuntungan kalau dapat dikelola dengan bijak dan berkeadilan, namun di sisi yang lain dapat menimbulkan potensi konflik jika tidak terkelola secara baik. Tindakan konflik ini berawal dengan tindakan-tindakan ekstrem, tindakan kekerasan dan radikal serta berpeluang untuk masuk dalam lingkaran radikalisme termasuk terorisme.
“Salah satu upaya pencegahan teroris yang perlu dilakukan adalah dengan penyebarluasan informasi mengenai terorisme kepada tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh pemuda, tokoh agama, budayawan dan para pelajar di berbagai lembaga pendidikan,” tuturnya.
Menurutnya, pemahaman tentang ideologi yang salah termasuk ajaran-ajaran radikalisme terorisme akan sangat membahayakan moral dan pola pikir masyarakat terutama para pelajar dan generasi muda.
Terkait dengan hal tersebut, maka melalui para tokoh penyebarluasan pengetahuan mengenai terorisme ini dapat disampaikan dan dipahami oleh masyarakat sekaligus sebagai upaya melawan paham-paham terorisme ini dengan menanamkan nilai-nilai budaya damai sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya pencegahan tersebut juga dapat dilakukan melalui para kepala dinas terkait dan kepala sekolah serta lembaga-lembaga pendidikan lainya baik formal maupun non formal.
“Upaya pencegahan terorisme dari berbagai bidang diharapkan dapat memutus rantai atau jaringan terorisme, termasuk upaya cegah dini, deteksi dini dan tanggulangi secara cepat,” tegasnya.
Pemahaman mengenai gerakan anti terorisme dan faktor faktor pendorong yang menyebabkan para peserta didik, pemuda, atau masyarakat lainnya terlibat dalam tindakan teroris, mencegah terjadinya tindakan konflik menjadi tindakan radikal yang mengarah pada kekerasan, membangun dan memperkuat penanaman nilai-nilai budaya damai melalui pemahaman tentang kearifan lokal di bawah nilai-nilai Pancasila; serta, Mendorong terbentuknya komunitas budaya damai sebagai bagian dari upaya pencegahan terorisme.
“Selain itu, saya juga mengajak semua kalangan masyarakat khususnya para tenaga pendidik, peserta didik, pemuda serta dinas terkait untuk bersama-sama melakukan pencegahan terorisme dan radikalisme di Masyarakat,” demikian Yuas.