Peran Ibu Sebagai Ujung Tombak Keluarga Dalam Mendukung Terciptanya Ketahanan Keluarga
FKPTBABEL, KELAPA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan kegiatan Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku (Sehat Mental, Keluarga Cerdas dan Tangguh) yang dilaksanakan di SMPN 1 Kelapa Kabupaten Bangka Barat. (28/08/2024)
Kegiatan yang diikuti kurang lebih 100 Peserta yang terdiri Siswa, Guru serta Orang Tua Siswa perwakilan sekolah SMPN1 Kelapa, SMPN 3 Kelapa, MTs N 1 Bangka Baratdan SMP IT Daru An Naml Kelapa Kabupaten Bangka Barat. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Bangka Barat, Kepala BKBP Kabupaten Bangka Barat, Disdikpora Kabupaten Bangka Barat, Kapolsek Kelapa, Danramil 431/03 Kelapa, Lurah Kelapa dan Kepala Sekolah.
Dalam kegiatan tersebut Ketua FKPT Babel Sri Wahyuni menyampaikan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah ingin memberikan gambaransecara jelas kepada Masyarakat, khusunya perempuan dan anak mengenai terorisme di Indonesia yang meliputi ancaman, kerawanannya sampai ke pertumbuhannya dan kewaspadaannya dalam upaya pencegahannya; meningkatkan sinergitas FKPT sebagai bagian terdepan dalam upaya pencegahan di dalam masyarakat khususnya di Lembaga Pendidikan dan organisasi Perempuan; Mendorong siswa sejak dini, begitu juga dengan masyarakat agar selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan selalu membangkitkan rasa kebangsaan akan keberagaman terhadap tanah air kita serta mampu memberikan pemahaman bahwa begitu pentingnya peran ibu sebagai ujung tombak keluarga dalam mendukung terciptanya ketahanan keluarga.
Sri Wahyuni juga menyampaikan dari hasil penelitian BNPT RI Tahun 2023 angka indeks potensi radikalisme menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan sebesar 1,7 % dibandingkan tahun 2022 dan menurut hasil survey itu juga menunjukkan lebih tinggi kepada perempuan generasi Z dan masyarakat yang aktif di internet untuk mencari dan belajar agama. Dan menurut hal tersebut juga beliau menyampaikan bahwa perempuan dan generasi Z lebih rentan terpapar, dan oleh sebab itu BNPT menjadikan perempuan, anak dan remaja menjadi salah satu sasaran dari 7 program prioritas BNPT tahun 2024. Sri Wahyuni juga menyampaikan ada dua kondisi yang melatarbelakangi mengapa perempuan melakukan aksi terorisme antara lain kondisi dimana perempuan menjadi bagian karena adanya keterlibatan suami atau keluarga lainnya serta perempuan juga mendapat pengaruh dari lingkungan sekitarnya, media social ataupun pertemanan dan kondisi dimana seorang perempuan mempunyai ide sendiri secara mandiri dalam menjalankan aksinya dengan atau tanpa bantuan orang lain.
Diakhir sambutannya Sri Wahyuni menyampaikan bahwa BNPT yang menjadi leading sektor dalam penanganan terorisme melalui FKPT yang mempunyai 5 bidang kekhususan salah satunya adalah bidang Perempuan dan Anak yang pada hari ini melaksanakan kegiatan ini. Beliau berharap melalui kegiatan ini para peserta dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga dan menanamkan sikap toleransi sejak dini sehingga terciptanya ketahanan keluarga serta penanaman nilai-nilai Pancasila dan menghargai kemajemukkan bangsa.