Perempuan TOP Viralkan Perdamaian di Maluku Digelar
MALUKU — FKPT Maluku menggelar kegiatan Bidang Perempuan dan Anak, dengan tema Perempuan Teladan, Optimis, dan Produktif (TOP), viralkan Perdamaian dan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, diikuti 100 orang peserta, di Aula Lantai III Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Rabu, 16 November 2022.
Gubernur Maluku dalam sambutannya mengatakan, perkembangan teknologi internet yang berkembang pesat dewasa ini, dapat menghubungan seseorang dengan orang lain, di manapun dan kapanpun melalui jejaring social seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan media social lainnya.
“Banyak dampak dalam perkembangan hidup, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa,” kata Gubernur Maluku dalam sambutannya yang dibacakan Plh Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Maluku Zahrudin Latuconsian.
Berdasarkan data dari salah satu organisasi yang konsisten melakukan penelitian tentang internet, menunjukkan jika perempuan ternyata mendominasi dalam penggunaan internet. Sedangkan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI tahun 2020, menunjukkan Indeks Potensi Radikalisme, cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan. Untuk itu, Gubernur Maluku berharap, agar melalui kegiatan seperti ini, para perempuan di daerah ini, memiliki kecakapan digital sebagai upaya pencegahan perkembangan radikalisme dan terorisme.
Pada pengeboman di Surabaya dan Makassar, perempuan menjadi pelaku pengebom bunuh diri. Satu fakta yang sangat disesali dan dikutuk sebagai umat beragama, sekaligus sebagai warga negara.
Keterlibatan perempuan dalam peristiwa terorisme harus menjadi kajian dan perhatian, mengapa perempuan yang memiliki sifat-sifat keibuan, penuh kasih sayang, dan kelembutan, bisa terlibat dalam kekerasan dan terorisme yang selama ini, lekat dengan aktifitas kaum pria, dan mengalirkan darah anak-anak bangsa yang tidak berdosa.
Oleh sebab itu, IAIN Ambon, mengapresiasi BNPT dan FKPT Maluku, yang berinisisiatif menggalang partisipasi perempuan Indonesia, termasuk di Maluku ini, untuk secara bersama-sama terlibat dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
Hal ini semakin penting, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan akan semakin dominan, dalam menentukan berbagai arah kebijakan public di masa depan. “Maka kegiatan pelibatan perempuan dalam pencegahan radikalisme, bukan saja tepat tetapi sangat dibutuhkan dalam membangun semangat perdamaian yang otentik dan berkelanjutan dalam masyarakat,” tutur Direktur Pascasarjana IAIN Ambon Prof. Dr. La Jamaa, MH., saat mewakili Rektor IAIN Ambon, memberikan sambutan.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Kol (Mar) Edy Cahyanto dalam sambutannya mengatakan, radikalisme dan terorisme, menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa ini. Merujuk pada hasil survei yang dilakukan BNPT, pada tahun 2020 menyatakan bahwa factor yang paling efektif dalam potensi radikalisme, secara berturut-turut adalah diseminasi social media, internalisasi kearifan lokal, prilaku kontra radikal, dan pola pendidikan keluarga pada anak.
Perempuan memiliki posisi sangat vital dalam keluarga dan dalam masyarakat secara lebih luas. Perempuan mempunyai posisi strategis dalam membentengi keluarga, dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikal terorisme. Seorang ibu bisa menjadi partner dialog anaknya. Sebagai seorang istri, perempuan bisa menjadi partner diskusi dengan suaminya dalam berbagai hal, sebagai contoh dalam pemahaman ajaran agama.
Perempuan diharapkan menjadi filter apapun atau mendeteksi setiap masalah yang ditemukan dalam keluarga masing-masing. Keluarga, merupakan pendidikan yang pertama. Anak mulai dikenalkan dari ajaran berbagai hal di sekelilingnya dengan keluarganya, teman-temannya.
Dalam hal ini, tugas mendidik anak dalam lingkungan keluarga, merupakan tugas utama orang tua tapi posisi perempuan sebagai ibu secara emosional, lebih memikirkan perkembangan anak. Karena itulah, fungsi penanaman karakter anak, menunggu peran perempuan. “Perempuan menjadi salah satu benteng dari pengaruh paham idiologi radikal yang saat ini sudah menyasar pada anak usia dini,” ujar Kol (Mar).
Dalam kegiatan ini, juga membahas masalah Transformasi Paham Radikal di kalangan Perempuan dan Strategi Kebijakan BNPT dalam Penanggulangan Terorisme, yang disampaikan oleh Kol (Mar) Edy Cahyanto, Potensi Radikalisme di Daerah dan Pencegahannya melalui Kearifan Lokal dan Media Sosial, disampaikan oleh Dr. J.S. Titahelu, SH.,MH, akademisi dari Fakultas Hukum Unpatti, serta Perempuan dan Kecakapan Digital, dipaparkan oleh Dra. Haryana Susie, AD., A.Md., narasumber nasional, dengan moderator Dr. Saidin Ernas, M.Si., Kabid Penelitian FKPT Maluku, yang juga sebagai Kepala LP3M IAIN Ambon. *** (Humas FKPT Maluku).